SELAYANG PANDANG BIOGRAFI PEMBABAT GILIYANG
SELAYANG PANDANG BIOGRAFI PEMBABAT GILIYANG
DAENG KARAENG MASALLEH {1793 M /1214 H}
Bangsa
yang besar adalah mereka yang tidak melupakan perjuangan para leluhurnya. “jas
merah” kata Bung Karno, jangan sekali-kali melupakan sejarah, sejarah bangsamu,
sejarah negerimu, dan sejarah perjuangan nenek muyangmu. Lebih tegas Johann
Wolfgang von goethe { 1749-1832 }, penyair Jerman mengungkapkan bahwa “ barang
siapa yang tidak dapat memberi pertanggung
jawaban mengenai tiga ribu tahun yang lalu, ia tetap seorang yang dungu
penghuni kegelapan dan hanya eksis mengisi hidupnya dari hari ke hari”.
Menggelitik, menyentil sekaligus menyeramkan, demikian reaksi yang terpancar
setelah membaca petikan tersebut diatas. Rangkaian cerita itu menunjukkan
keseriusan dalam mencermati masa lalu. Kenapa harus masa lampau yang harus
diperhatikan ? karena disana bersemayam apa yang diraba, dirasa, dan dilihat
oleh manusia sekarang. Tanpa kilasan memori yang telah lalu, penduduk bumi akan
terjebak menjadi zombie yang menjalani kehidupan statis hingga hari kiamat tiba.
Amat menakutkan.
Riwayat
Hidup Daeng[1]
Karaeng Mushalleh
Daeng
Karaeng Mushalleh merupakan seorang ulama’ yang mempunyai jasa yang sangat
besar terhadap pembabatan Giliyang. Lahir pada abad XVII yaitu sekitar tahun
1715-an di kota Mammiri Sulawesi Selatan. Ayahnya Daeng Putay adalah seorang
bangsawan kharismatik di Kota Makkasar. Sedang kakeknya, Hasanuddin adalah
pemimpin ke-16 Kerajaan Goa-Tallo, juga seorang pejuang yang sangat gigih
melawan penindas imprealis- kolonial pada zamannya. Adapun pada jalur Ibu belum
diketahui dengan pasti bahkan sampai saat ini masih terbilang misteri.
Hal tersebut disebabkan karena belum
ada yang menulis catatan nasab secara lengkap. Namun kalau dicermati lebih
dalam dari kultur masyarakat Makkasar, memungkinkan Ibu beliau juga berasal
dari kota yang sama {Makkasar}.
Status sosial
Daeng Karaeng Mushalleh Berdasarkan Keturunan
Berdasarkan Keturunannya, status sosial
Daeng Karaeng Mushalleh dapat ditinjau dari berbagai segi, dari segi agama,
dari ekonomi dan pendidikan. Ditinjau dari segi kehidupan beragama, maka Daeng
Karaeng Mushalleh bukanlah keturunan orang awam yang menganut agama secara
sederhana saja. Beliau adalah keturunan ulama’ yang sangat berpengaruh di
daerah Sulawesi Selatan.
Ayah dan kakeknya adalah tokoh penting
yang menjadi cerminan masyarakat Bugis-Makasar, tokoh yang telah berjasa
mengantarkan kesultanan Goa-Tallo menggapai peradaban gemilang. Karena sebab
itu, seorang pujangga
menulis syair pujian khusus untuk
beliau sebagai berikut.
Sultan
di Goa- raja yang sabar
Berbuat
ibadah terlalu gemar
Menjauhi
nahi mendekatkan amar
Kepada
pendeta baginda berajar
Baginda
raja yang amat elok
Seraksi
denagn dindadi telo’
Seperti
embun yang amat sejuk
Cahayanya
limpah pada segala mahluk
Dari segi ekonomi Daeng musolleh adalah
keturunan bangsawan dari kesultanan Goa Tallo yang teramat kaya, kekuasaan dan
wilayahnya sangatlah luas sehingga untuk persoalan harata tidak menjadi hal
yang sulit baginya. Masalah kehidupan duniawi tidak menjadi yang utama baginya,
melainkan beliau lebih mengutamakan rakyat bahgia dan tidak sengsarah. Daeng musolleh sangat besar jasanya bagi masyarat.
[1] Daeng
merupakan gelar yang spesifik masyarakat Bugis-Makasar, biasanya gelar Daeng
disematkan kepada para bangsawan dan keturunannya, sedangkan Karaeng merupakan
gelar yang diberikan Masyarakat Bugis- Makasar kepada orang yang menjadi
sesepuh mereka atau orang yang dituakan.
Tidak ada komentar: