Puisi-Puisi : Hariyono Nur Kholis



Puisi-Puisi : Hariyono Nur Kholis*

Do’a  Hujan

Turunkanlah hujan dari langitmu
Dan berikanlah musim harapan
Dalam hidupku

Aku tak mesti gelisah lagi hari ini dan
Seterusnya karena kenangan indah penuh canda tentang kita
Menjadi pengobat segala perih, membawa
Pada hidupku yang berarti, hingga
Mencipta firman cinta yang abadi.

Yogykarta, 2017

Aku Belajar Mengasihi

Aku belajar mengasihi dengan cara
Paling cacat, dengan bibir membisu
Tanpa mampu memesrai bibirmu

Aku belajar mengasihi
Dalam diam sendiri
Hanya terdengar bisik nafasmu ini

Aku belajar mengasihi
Pada beban kenangan
Yang bercerita pada ingatan.

Yogyakarta, 2017

Bisakah Aku Menghapus Air Matamu

Karena aku ingin engkau hidup indah
Matamu cerah tanpa sayu oleh air mata
Sebab jalan hidup yang akan ditempu masih panjang
dan berliku

Ada deretan gedung bertingkat, hutan yang akan berganti tiang
Lisrtrik atap pepohonan rindang yang sekejap menjadi pohon hiasan
Tentu ia tidak akan kembali.

Sederas apapun air matamu mengalir padang gersang
Adalah buah dari harapan

Kesepian yang berjejer di gang-gang, jalanan depan rumah
Apalagi isak tangismu tak mungkin di kunjungi.
Sebab bertukar kabar hari ini tidak menjadi kewajaran

Yogyakarta, 2016

Dedak Kopi

Mendenggelamkan kata pada akhir cerita
suaranya terhempas ditelan angin bersama asap aroma
langit yang berisikan awan menyaring segalah asa

Lekat mengendap didasar cangkir
menghisap panas segala emosi
pelan-pelan menjadi candu

Mengatup tak bersuara
apalagi menyela kata
ditengah luas samudera cerita
yang menyertai berabad-abad lamanya.

Yogyakarta, 2017

Daun

Daun hijau
Daun kuning
Daun merangas
Daun layu sayu

Menari bersama, dari tiupan angin yang tak teduh
Tak pernah ada rasa mengeluh. Apalagi mengadu pada akar
Yang membiarkan terbakar.

Inilah teka-teki alam
Dalam memahami cuaca sing dan malam.

Yogykarta, 2017

sumber Wawasannews 



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.