MASJID PERTAMA DI PULAU GILIYANG

MASJID PERTAMA DI PULAU GILIYANG

Jika kalian pernah berkeliling di Giliyang, lalu bertanya kepada para sesepuh maka kalian akan temukan beragam situs dan peninggalan bersejarah di Giliyang dengan kadar yang tak sedikit. Manuskrip kuno, makam, peninggalan purba, senjata dan situs bersejarah lainnya semua ada di dalamnya.  Kali saya akan mengulas dan ingin memberi tahu pada kalian semua tentang situs masegit pertama di Gili Iyang.
Masegit itu merupakan istilah khusus sesepuh Gili untuk menyebut masjid. Kata tersebut berasal dari bahasa arab masajid (jamak dari kata masjid) yang berarti tempat sujud alias tempat bermunajat kepada Allah. Kata itu pertamakali dipakai untuk menyebut MASJID pertama Gili Iyang yang pertamakali dibangun oleh Kraeng Masalle di pesisir pantai panggung. Konon, katika Kraeng Masalle ketika datang yang kedua kalinya bersama keluarganya (pertengahan abad-18) selain membangun rumah Panggung (rumah adat Sulawesi Selatan) beliau juga membangun rumah ibadah-yang dikemudian hari disebut Masegit. Saat itu Masegit yang dibangun masih sangat sederhana sahabat. Masegit yang dibangun oleh Kraeng Masalle tersebut menjadi sentral pendidikan Islam di Gili Iyang. Bahkan tidak hanya masyarakat Gili Iyang saja, banyak masyarakat luar Gili yang datang ke Gili Iyang untuk berguru kepada beliau. 2 diantaranya berkebangsaan Cina.
Konon katanya, Kraeng Masalle dizamannya mengajarkan beragam cabang ilmu agama, seperti tafsir, fiqih dan tasawwuf kepada santri-santri ditempat tersebut. Pada masa Kyai Abdul Hamid sora Laksana, Masegit tersebut diperbaharui sehingga menambah keasrian masjid itu. Beberapa lama kemudian Masegit yang berada di pesisir pantai (desa Bancamara sekarang) dipindah ke pinggir jalan di desa Bancamara yang kita kenal sekarang, Masjid Babussalam
Situs tersebut sampai sekarang tetap ada di pesisir pantai panggung dan hanya tinggal pondasinya saja sabahat.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.